Kakao ada di dusun 6 sampel yg kami ambil
Kakao
adalah komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman yang
merupakan bahan baku cokelat ini dapat berbuah sepanjang tahun. Makanya, banyak
petani kepincut membudidayakannya.Seorang pembudidaya kakao di Semarang meraup
omzet Rp 2 miliar per bulan.
Kakao
atau Theobroma cacao L., merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cocok
dengan kultur tanah dan iklim di Indonesia. Tanaman ini termasuk golongan
tumbuhan tropis.
Tanaman
penghasil biji kakao ini berasal dari daerah hutan tropis di Amerika Selatan.Di
habitat asalnya, kakao biasa tumbuh di bagian hutan hujan tropis yang
terlindung di bawah pohon-pohon besar.
Di
Indonesia, kakao banyak tumbuh di daerah Sulawesi, Lampung, dan Flores, Nusa
Tenggara Timur. Maklum, di daerah tersebut banyak terdapat lahan tidur yang
cocok ditanami kakao.
Apalagi,
hasil komoditasnya yang bernilai ekonomi tinggi mendorong minat para petani di
sana untuk membudidayakannya. Namun, tidaklah mudah membudidayakan tanaman
ini.Persiapan naungan dan lahan merupakan dua hal penting yang perlu
diperhatikan.Naungan itu bisa berupa tanaman pelindung, seperti lamtoro,
gleresidae, dan albazia.Selebihnya, proses membudidayakan kakao tak terlalu
rumit.Adalah Bagus Soesintho, salah seorang petani yang sukses membudidayakan
tanaman kakao.Di bawah bendera usaha PT Marga Okapallo di Semarang, Jawa
Tengah, dia membudidayakan kakao di sejumlah daerah, seperti di Flores, NTT.
Selain
memiliki lahan budidaya sendiri, dia juga menerapkan pola inti plasma untuk
bekerjasama dengan masyarakat sekitar.Bentuknya adalah kelompok mitra.
Dalam
kemitraan tersebut, Bagus menyediakan modal, mulai dari bibit, pupuk hingga
penyuluhan kepada masyarakat.Saat ini, petani kakao yang menjadi mitra
binaannya tersebar di tiga kabupaten di Flores.
Karena
bentuknya inti plasma, maka hasil panen kakao petani dipasok ke Marga
Okapallo.“Budidaya kakao bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat
setempat,” ujar Bagus.
Dalam
budidaya kakao, imbuhnya, maksimal lahan yang bisa ditanamani pohon sekitar 70%
dari total luas lahan. Jarak tanamnya sekitar 1,1 meter.
Dalam
sepekan, Bagus bisa memanen sekitar 150 ton buah kakao, baik hasil panen dari
kebun sendiri maupun dari mitra binaannya. Bagus membeli kakao dari mitranya
dengan harga US$ 1,8-US$ 2,1 per kilogram (kg).
Selanjutnya
dia akan memasarkan kembali buah kakao itu. Setiap pekan, dia menjual
sedikitnya 125 ton buah kakao.Dengan harga jual Rp 20.000 per kg, dia meraih
omzet hingga Rp 2, 5 miliar.“Uang itu diputar lagi untuk biaya penanaman
kakao,” ujarnya.
Bagus
bilang, sebagian besar pembeli kakao adalah pedagang yang menjual kembali biji
kakao dalam kemasan.Salah satunya Gafar, penyalur biji kakao di Kendari,
Sulawesi Tenggara.“Pelanggan saya berasal dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya,”
ujar Gafar. Dicanangkannya Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional
karena dipandang bahwa komoditi Kakao merupakan komoditi yang sangat penting
karena hampir 90% dimiliki oleh petani (Perkebunan Rakyat) dari total areal
sekitar 1,5 juta ha, selain juga akhir-akhir ini terjadi penurunan produksi di
tingkat petani dikarenakan serangan hama, kurangnya pemeliharaan dan
terlambatnya melakukan peremajaan, di samping itu kualitas kakao kita tergolong
rendah. Negara-negara pengimpor kakao Indonesia menginginkan standarisasi dari
kakao kita, diharapkan dengan gerakan ini produksi kakao kita dapat diperbaiki
sehingga dapat menghasilkan biji kakao yang berkualitas baik. Tidak bias kita
pungkiri bahwa kakao kita di pasar dunia digolongkan kelas II dikarenakan
banyaknya kotoran yang terkandung di dalamnya. Akibat mutu rendah, potensi
kerugian ekspor biji kakao Indonesia ke AS mencapai + US $ 301,5/ton. Untuk itu
Kakao Organik sedang diincar oleh importir kakao.
Lalu,
bagaimana budidaya kakao organik ?
Persiapan
Lahan
- Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
- Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia,
tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga
jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao ( 1 : 3
).
Pembibitan
- Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya
dengan abu gosok
- Rendam biji kakao dengan Biotama 1, untuk mempercepat masa dormansi
- Biji kakao dikecambahkan dengan karung goni dalam ruangan, setiap hari
disiram 2 kali dalam sehari (pagi dan sore)
- Sementara itu siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm , isi dengan tanah dan pupuk
kandang (1 : 1) yang dibuat menggunakan Biotama 3
- Kecambah dipindah ke Polybag jika 2-3 hari yang berkecambah lebih 50%
- Tiap 2 sd 3 minggu sekali bibit disemprot dengan campuran Biotama 1 dan air
(1 tutup botol Biotama 1 dilarutkan dalam air 1 liter) pada pagi hari (sebelum
jam 7 pagi) atau sore hari (setelah jam 16.00) setelah matahari mulai redup.
Penanaman
dan Pemeliharaan
Pada akhir musim hujan, buat lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm,
berikan pupuk kandang (yang dibuat dengan Biotama 3) sebanyak 0,5 sd 1
kg/lubang. Sebelum penanaman bibit dipastikan bahwa tanaman naungan sudah
mempunyai tinggi tanaman sekitar 1 sd 1,5 m.
Setelah
tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, semprotkan larutan Biotama 1 &
Biotama 5 pada tanaman di pagi hari sebelum matahari terbit kalau di Indonesia
sebelum jam 7 pagi atau sore hari kalau di Indonesia sekitar setelah jam 4 sore
(saat matahari belum terbit ataupun matahari sudah terbenam) , waktu penyiraman
setiap 2 minggu sekali secara rutin sampai tanaman berbunga. Tanaman disemprot
5 – 6 tangki @ 15 liter larutan Biotama **) tiap Hektar. (fn/kn/bt) www.suaramedia.com
hingga ratusan tahun.